Assalaamualaikum...
Semoga hari ini adalah hari terbaik yang pernah singgah di hidup kita
Wednesday, November 05, 2008
Malam Ini
Malam ini aku bertemu dengan keluarga yang sedang duduk menunggu giliran pasien masuk ruang dokter. Keluarga itu ada seorang ibu paruh baya yang telah memiliki 3 orang anak, seorang cucu perempuan yang mungkin usianya 25 tahun atau lebih, dan seorang kakek. Mereka dengan setia menemani sang kakek. Dan mereka tidak henti-hentinya bercerita tentang kakek kepada pasien lain yang juga sedang menunggu giliran pasien.
Sesekali cucu perempuan mengeluarkan selembar tisu dan dengan sayang mengelap mulut kakeknya yang terkadang keluar air liur tanpa ia sadari. Dan sesekali cucu ini membantu kakeknnya menyandarkan posisi duduk kakek yang kurang nyaman sambil terus menceritakan tentang kakek dan bagaimana sekeluarga merasakan sedang diuji oleh Tuhan dengan penyakit si kakek. Rasanya seperti punya anak kecil lagi, mesti sabar…, kata sang ibu. Karena kakek sudah tidak bisa lagi melakukan segalanya sendiri. Jangankan berdiri, untuk duduk dan menyandarkan badan saja perlu bantuan orang lain.
Mereka menceritakan dulu kakek ini badannya segar tidak kurus seperti ini, tidak pernah sakit dan ketika dicek darah tidak pernah ditemukan penyakit-penyakit yang aneh baik itu asam urat, darah tinggi atau gula. Tahu-tahu sekarang sakit sampai kurus begini. Katanya kakek kena sakit gula kering. Setiap hari harus mengganti pempers untuk kakek sehari 5 kali. Ini sudah lebih baik dari pada dulu tidak pernah dikasih pempers dan harus mencuci kain sprai, celana dan mengepel lantai tiap kali kakek buang air.
Karena kondisi keluarga sederhana ini berasal dari keluarga menengah ke bawah, pempers yang mampu mereka beli pun hanya pempers dengan ukuran kecil karena jelas lebih murah. Satu bungkus berisi 15 pempers yang bisa untuk mencukupi kebutuhan selama 3 hari. Jauh lebih ekonomis dibanding pempers ukuran besar. Toh mereka hanya membutuhkan pempersnya, dan masalah ukuran biar mereka sendiri yang atur. Tentu saja ukuran pempers kecil tidak akan muat di pinggang orang dewasa. Untuk mengakalinya mereka menggunting bagian samping dan menyambungnya dengan tali. Bagaimanapun kasih sayang selalu mengalir untuk kakek.
“Yah.. sukurlah bisa kerja. Jadi bisa bantu dikit-dikit”, kata cucu perempuan yang selalu tampak ceria sambil terus membelai kakek. Tampak jelas bahwa dia sangat menyayangi kakeknya. Aku salut dengan semangat dan keikhlasan keluarga ini menerima kondisi kakek. Dan mungkin kakek ini masih beruntung mempunyai keluarga yang masih menyayanginya dengan kondisinya “turn back down” dibanding kondisinya yang masih prima. Mungkin kondisi prima itu hanya berjarak beberapa tahun kemarin dan hanya dalam beberapa saat kondisinya menjadi seperti yang aku lihat tadi.Tidak bisa dipungkiri, ada beberapa keluarga yang pasrah menerima kondisi orang tuanya yang telah renta dan tidak lagi produtif hingga orang tuanya harus berakhir di panti jompo. Mereka pikir orang tuanya hanyalah “bring nothing but troubles”.
Aku membayangkan bagaimana jika kakek itu adalah aku atau keluargaku sendiri? Pikiranku menganalogikan dengan apa yang telah kudapat waktu aku kecil. Ayah dan ibuku selalu memberikan kasih sayang padaku yang tak terukur bahkan aku adalah anak yang dibanggakan bagi mereka. Entah jika Tuhan berkehendak memutar hidup, aku hanya ingin selalu menjadi anak yang dibanggakan oleh mereka, tidak kurang satupun. Entah apapun balasannya, aku hanya ingin menyayangi dan menjaga apa yang aku miliki, menyirami nuraniku dengan cinta dan kasih sayang. Bahkan sampai sekarang aku tidak habis pikir apa jadinya aku bila tanpa mereka. Doa mereka selalu mengalir dalam darahku dan memberi cahaya dalam kegelapan jalanku. Aku ada karena doa mereka. Ya Allah, jadikan mereka mutiara dalam hidupku yang paling berharga. Jagalah mereka karena tanganku terlalu kecil untuk menampung kasih cinta yang telah mereka curahkan padaku hingga aku tidak bisa membalas kebaikan kepada mereka selain doa ini. Hanya kepadaMu kupercayakan cinta dan kasih sayangku.
Entah sampai kapan kita diberi kesempatan bisa berkarya dan bersyukur atas apa yang Dia berikan kepada kita. Sudah cukupkah kita bersyukur dan sudahkah kita berkarya melukis memberi warna dunia, ikut memutar roda dunia?
Subscribe to:
Posts (Atom)